Senin, 13 April 2009

PEMIMPIN MENURUT PERSPEKTIF ISLAM

Oleh: Drs. H. Aprizaldi

Firman Allah: Dan sungguh telah Kami tulis di dalam Zabur sesudah (kami tulis dalam) Lauh Mahfuzh, bahwasanya bumi ini dipusakai hamba-hambaKu yang saleh. (QS. Al-Anbiyah : 105)
Indonesia adalah negara demokratis dan berpenduduk Islam terbesar didunia harus bebas dari sikap anargis dan kudeta. Pada suatu Hadist : Apabila ada 3 orang sedang berpergian (musyafir) maka hendaklah kamu mengangkat salah seorang Imam diantara kalian.
Jika tiga orang saja perlu diangkat pemimpin, maka apalagi negara Indonesia yang jumlah penduduknya lebih dari 200 juta, maka urgensi pemimpin sangat perlu dipilih dan diangkat seorang sebagai pemimpin. Pada kondisi kita akan pemilihan anggota legislatif, maka ummat Islam agar tidak golput (tidak ikut memilih). Pada saat pemilu 9 April 2009 mendatang, maka wajib dipilih caleg yang memenuhi kualifikasi keta'atan dan diambil yang paling taat.
Hal ini seperti saat memilih seseorang untuk menjadi Imam Sholat, yaitu: orang yang lebih fasih bacaannya, yang lebih paham Sunah Nabi, yang lebih dulu berhijrah/masuk Islam, yang lebih cerdas.
Bisa juga melihat sifat-sifat Nabi sebagai kriteria untuk menjadi pemimpin, yaitu: shiddiq (orang yang benar), amanah (orang yang jujur), tabligh (menyampaikan ayat-ayat Allah) dan fathonah (orang yang cerdas, meliputi kecerdasan intektual, kecerdasan emosional, dan kecerdasan spiritual.
Islam sangat memberikan perhatian yang lebih pada masalah kepemimpinan, karena hidup ini harus ada yang memimpin dan tidak boleh ada kekosongan kepemimpinan. Dulu pada awal Islam pemimpin kaum Muslimin adalah langsung dikendalikan oleh Rasulullah saw. dengan bimbingan wahyu Allah.
Betapa pentingnya kepemimpinan dalam Islam bisa dilihat dalam sejarah saat meninggalnya Nabi Muhammad SAW. Ketika saat itu sempat tertunda pemakaman Rasulullah saw, dimana para sahabat berkumpul dirumah Bani Saits untuk memilih kepemimpinan para kaum Muslimin. Para sahabat mendahulukan pemilihan kepemimpinan ini karena menyadari betapa pentingnya keberadaan seorang pemimpin dan kepemimpinan itu tidak boleh kosong.
Pada waktu itu terpilih Abu Bakar Shiddiq ra. sebagai pemimpin kaum muslimin dan kita ketahui bersama apa saja alasan para shahabat memilih Abu Bakar. menjadi pemimpin. Alasan tersebut antara lain : Abu Bakar paling tua diantara para shahabat. Abu Bakar paling dekat kepada Nabi Muhammad saw terlihat sebagai orang yang menemani Rasulullah saat Hijrah. Ketika Nabi sedang sakit payah, maka Abu Bakar lah yang ditunjuk Rasulullah sebagai Imam Sholat. Abu Bakar lah orang yang pertama kali membenarkan Isra' dan Mi'raj Rasulullah saw. Ketika semua orang tidak mengakuinya sehingga mendapat gelar ash-shidiq. Dan lain lain.
Pada saat ini bangsa Indonesia sedang terpusat perhatiannya pada pemilihan senator DPRD Kabupaten Rejang Lebong, DPRD Propinsi Bengkulu, DPR dan DPD RI, karena memang masyakat Indonesia sangat mementingkan dalam masalah kepemimpinan. Karena pemimpin itu merupakan wahyu Allah dimuka bumi yang disebut kholifah, artinya pengganti.
Memilih adalah menentukan sesuatu yang paling disukai diantara banyak pilihan dengan cara mengambil yang terbaik dan membuang yang jelek. Menentukan pilihan ditengah banyaknya alternatif membutuhkan kecekatan, apalagi barang pilihan itu tampaknya sama baiknya, sepadan atau setara satu sama lain. Kesamaan keadaan ini tidak jarang membuat orang bingung. Ada yang bingung karena faktor bendanya yang tidak jelas atau karena faktor orangnya yang kurang mengerti kualitas barang serta kepintaran orang menjual barang dagangannya. Bingung yang mengacaukan hati adalah pada saat faktor pemicunya itu datang dari penjaja barang yang terlampau lihai menjual barang dagangannya. Dan yang paling menyakitkan lagi adalah jika pada akhirnya pilihan itu ternyata salah.
Islam tidak mengizinkan penganutnya menjadi umat yang bingung atau sengaja bermain dalam lingkaran kebingungan. Disinilah arti penting agama sebagai panduan dan pedoman kehidupan, menjadi keniscayaan seperti Firman Allah: Dan Dia mendapatimu sebagai seorang yang bingung, lalu Dia memberikan petunjuk. (QS. Adh-Dhuha : 7). Ayat ini menggariskan, bahwa kunci kebingungan adalah petunjuk, dan sebaik-baik petunjuk adalah Al-Quran yang didasarkan pada fundamental Iman yang benar, seperti disebutkan dalam firman-Nya yang lain (QS. Asy-Syura : 52).
Rasulullah ketika menjalani perjalanan Isra' dan Mi'raj, memilih susu (yang sedikit anyir) dari pada meminum Khamar (yang sangat enak dan menggiurkan). Jibril pun memujinya: Pilihanmu benar Ya Rasulullah ! kata Jibril. Pilihan yang benar adalah pilihan yang sesuai dengan suara hati sekaligus panggilan Iman bukan atas dasar paksaan, tekanan, pemberian sesaat atau tipuan gombal caleg atau pihak lain.
Jadi pemimpin seperti apa yang sebaiknya diangkat oleh ummat Islam Indonesia ini? Secara umum Al-Qur'an sudah memberikan kriteria pemimpin yang harus dipilih yaitu firman Allah diatas (QS Al-Anbiya': 105). Jadi yang mendapat mandat mengurusi manusia dimuka bumi ini hanyalah orang-orang Sholeh, bukan orang-orang kafir yang akan membuat kerusakan dan mengundang bencana. Jika orang engkar memimpin dimuka bumi ini, maka terlihatlah dunia ini bukan semakin baik, tapi malah rusak dan hancur.
Kriteria orang sholeh itu bisa dilihat ayat Allah: "Sesungguhnya penolong kamu hanyalah Allah, Rasul-Nya, dan orang-orang yang beriman, yang mendirikan shalat dan menunaikan zakat, seraya mereka tunduk (kepada Allah)". (QS Al Maidah : 55). Jadi kriteria orang sholeh yaitu : mendirikan Sholat, membayar Zakat, dan tunduk pada aturan Allah.
Dalam agama Islam ada dua komponen yang tidak bisa terpisahkan, yaitu kekuasaan dan agama. Seperti kata Ibnu Taimiyyah: agama Islam tidak akan bisa tegak/abadi tanpa ditunjang oleh kekuasaan dan kekuasaan tidak bisa langgeng tanpa ditunjang dengan agama.
Al-Mawardi dalam al-Ahkam al-Sulthaniyyah wa al-Walayat al-Diniyyah. Kitab ini memang menjadi rujukan penting dalam hal hukum tata negara dan kepemimpinan dalam Islam bahwa syarat-syarat seorang pemimpin adalah adil, mempunyai kompetensi ijtihad, sempurna dan sehat panca-indra, tidak cacat secara fisik, mempunyai visi kemaslahatan sosial, tegas dan berani, serta mempunyai garis keturunan yang jelas.
Pengangkatan dan Pengisian Jabatan Politik Sistem politik sekuler modern yang diperkenalkan lewat proses kolonialisme oleh bangsa-bangsa Eropa, telah menempatkan sistem politik Islam termarginalkan di negara-negara muslim sendiri. Hal ini tampak misalnya dalam tataran empirik sulit mencari sebuah negara muslim yang bisa dijadikan model sistem politik Islam yang sesuai dengan praktik-praktik politik kenabian dan para sahabat.
Aturan politik Islam penting dipertimbangkan karena ia berkaitan secara langsung dengan sistem rekrutmen politik atau sistem pemilihan pemimpin dalam pemerintahan. Hal ini sangat penting untuk memberi penjelasan terhadap mekanisme pemilihan pemimpin dan pengisian jabatan-









jabatan strategis dalam pemerintahan diantara persoalan yang diperselisihkan setelah kewafatan Rasulullah SAW adalah persoalan kekuasaan politik atau persoalan al-imamah.
Makna memimpin masyarakat ditemukan dalam hadist Rasulullah SAW yang diriwayatkan oleh Imam Ahmad, Al-Bukhari, Muslim dan Ibnu Majah dari Abi Hurairah tentang kepemimpinan ummat.
Kepemimpinan para nabi bertujuan untuk mengusahakan agar rakyat kembali hidup sesuai dengan ajaran agama Tauhid. Oleh karena itu, dapat dikatakan bahwa konsep yang terkandung dalam istilah siyasah adalah politik yang bermakna politik rehabilitatif (pemulihan) dari kesesatan kepada ajaran-ajaran dan praktik keagamaan yang benar. Dengan pemikian, dalam konteks ini, politik atau siyasah dalam literatur profetik merupakan sebuah proses penataan dan rehabilitasi kehidupan manusia yang sudah menyimpang dari ajaran-ajaran Tauhid.
Politik sama sekali tidak dimaksudkan sebagai sebuah proses perebutan kekuasaan untuk tujuan-tujuan duniawi. Oleh sebab itulah, tugas seorang pemimpin dalam Islam adalah himayat al-din wasiyasatu al-dunya (melindungi agama dan memelihara ketertiban sosial politik).
Semoga kita diberi kekuatan untuk ikut berpartisipasi memilih pemimpin yang akan datang. Mudah-mudahan pilihan kita tidak salah. Bagi pemimpin yang terpilih, Nabi bersabda :

Tidak ada komentar:

Posting Komentar