Oleh: Yosrizal gavar
Hati adalah cerminan jiwa manusia kalau ingin mengetahui hati seseorang perhatikanlah raut wajahnya, isi pembicaraannya dan gerak lakunya itulah hati cerminan jiwa, setelah dapat kita memahami hati seseorang dapat pula kita raba niatnya. Untuk jelasnya coba kita renungkan sabda Rasullullah SAW berikut ini: “Innallaha layamzhuru ilaa shuwarikum walakim yanzhuru ilaa quluu bikum”
Sesungguhnya Allah tak akan memperhatikan rupamu, potonganmu yang bagus atau wajahmu yang elok Allah hanya memperhatikan hatimu.
Maksudnya adalah, apa yang bermain di dalam hati seseorang itulah yang dinilai oleh Allah SWT, yaitu niatmu, sengajamu, keinginanmu yang betul-betul bersih datang dari lubuk hati yang paling dalam Allah mengetahui itu semua.
Kenapa pada zaman 45 dahulu para pejuang kita sangat sangat pemberani tidak takut terhadap meriam, senapan mesin, walau para pejuang kita menghadapinya hanya dengan sepotong bambu yang diruncingkan, itu tak lain karena hati kita bersih, niat kita murni, sehinga sedikitpun tidak ada rasa takut dalam diri walaupun setiap saat maut mengintai diri. Tetapi cobalah kita lihat sekarang kita seringkali menjadi takut melakukan sesuatu perbuatan yang kita anggap benar, belum melangkah sudah surut, belum pergi sudah kembali, kenapa ini bisa terjadi ? Apakah sudah berobah niat kita? Apakah hati kita sudah bercabang ?
Hati yang diikuti oleh perbuatan sudah tidak berani lagi menyatakan mana yang hak dan mana yang bathil, hati sudah terselubungi oleh nawaitu-nawaitu yang bertentangan dengan kebenaran yag diajarkan agama kita, apakah politik kamar kecil (WC) sudah menjangkiti kita, dimana kalau kita berada di luar kita tidak tahan dan mengatakan bahwa bau WC sangat menusuk hidung, tetapi pabila kita berada di dalam kita tahankan baunya hati kita berarti sudah kotor !
Hati itu perlu dipelihara dan selalu dijaga kebersihannya, jangan takabur, jangan merasa diri lebih baik dari orang lain; jangan suka menapik dada meremehkan orang lain, kalau hati bersih ketakutan hilang dan langkah tak akan terhalang, tetapi kalau ternyata ada dalam hati kita sifat-sifat di atas itu pertanda hati kita sedang sakit, sakit harus segera diobati dalam satu hadist yang dijadikan nyanyian oleh Opick dengan judul Tombo Ati atau sifak qalbu atau obat hati disebutkan ada 5(lima) macam obatnya :
· Membaca Qur’an dan memahami maknanya
· Mendirikan sholat malam
· Berkumpul dengan orang shaleh
· Perbanyak berpuasa sunat
· Dzikir malam dirutinkan
Kalau kita mengerjakan salah satunya saja Insya Allah akan terobati hati kita apalagi kalau kelimanya kita kerjakan. Al Qur’an mencegah manusia dari perbuatan keji dan mungkar itu janji Allah, mendirikan sholat malam Rasulullah telah mencontohkan, pepatah mengatakan duduk seorang bersempit-sempit, duduk bersama berlapang-lapang, maksudnya tentu berkumpul dengan orang shaleh, mengendalikan nafsu dengan berpuasa, dzikir malam Allah sangat menyukai dan menantikan.
Kalau kita di Rejang Lebong ini sebagai penganut agama Islam mengharapkan ajaran Islam tegak janganlah mengharapkan kepada pemerintahan saja. Bupati Rejang Lebong Bpk. H.Suherman, dalam kata sambutannya dalam rangka Miladiyah yang ke 97 mengatakan bahwa: pemerintah daerah sudah berusaha memberantas maksiat, judi. Beliau mencontohkan dengan Lapangan setia Negara yuang sekarang sudah terang benderang, itu dimaksudkan untuk mengurangi bahkan kalau bisa meniadakan perbuatan maksiat, tetapi kita saksikan masih saja ada yang memanfaatkan celah-celah kegelapan baik muda-mudi maupun orang-orang tua.
Sekarang kita gerakkan amar ma’ruf nahi mungkar! Kita bacakan firman Allah dan kita sampaikan hadist-hadist nabi! Tetapi hati kita adakah menyetujui dan membenarkannya? Wajib kita berniat dalam hati kita dulu baru Allah akan meridhoi.
Kasus BLBI adalah contoh yang paling hangat sekarang ini. Jangankan untuk menangkap dan mengadili kreditor-kreditor tersebut malahan penyidiknya yang ditahan, niat di hati sudah berubah dan bercabang. Marilah kita bersihkan hati kita, mari kita benahi niat kita :
Untuk apa kita mempunyai kekuasaan
Untuk apa kita mengerjakan kebaikan
Untuk apa kita mempunyai keturunan
Untuk apa kita mempunyai kekayaan.
Perang dingin dalam hati
Hati berpengaruh terhadap jiwa, kalau jiwa mengalami kekosongan berarti hati kita juga kosong, hati yang kosong sarang iblis berkembang melancarkan jurus dan rayuannya seseorang berkata : “Aku tahu bahwa itu perbuatan yang jahat, melanggar perikemanusiaan, menerjang peraturan agama. Padahal aku ingin seperti temanku yang ku lihat bahagia walaupun ia mengerjakan perbuatan yang dilarang agama…
Timbulah perang dingin di dalam hati orang itu, nafsu jahat berperang dengan nafsu baik, karena orang itu tampaknya silau dengan kesuksesan temannya tadi, maka menanglah nafsu jahat tadi, imannya runtuh telah tergadai dengan nafsu jahat yang membawa dirinya kejurang kehancuran. Al-Hadist telah mengatakan “Bahwa yang dikatakan orang beriman adalah orang gembiranya timbul karena telah melakukan perbuatan baik, dan bersedih hati, lantaran perbuatannya tidak baik.”
Sekehendak hati
Memang enak nian, hati seperti ini, mereka sangat leluasa menurutkan kehendak hati dan nafsunya, walaupun jalan yang ditempuhnya ilegal. Di dalam memperjuangkan yang diinginkannya, mereka acuh tak acuh terhadap milik orang lain, manakala ia menginginkan mereka rampas, rampok, mereka garong, mereka paksa untuk menyerahkan kepadanya, tidak lupa disertai ancaman kepada orang lain, ia lupa perbuatan jahat tidak bisa abadi selamanya, firman Allah Mengatakan: “Dan katakanlah, wahai Muhammad, setelah datang kebenaran, lenyaplah kejahatan. Sesungguhnya kejahatan itu musti musnah adanya”.
Dengan memperhatikan firman Allah di atas tadi, seharusnya kita tidak berkecil hati, bahkan sebaliknya; percayalah bahwa kebenaran akan mengalahkan kejahatan. Biarkanlah orang menyelubungi kebenaran dengan fitnah dan kebohongan, biarlah orang melumuri intan berlian dengan kotoran, akan memancar jugalah cahaya kemilaunya.
Senin, 13 April 2009
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar