Selasa, 14 April 2009

L E B A R AN


Oleh : Yosrizal Gavar


Dari segala penjuru mengalir ke kota
Rakyat desa berpakaian baru serba indah

Setahun sekali ke kota naik bis pere
Hilir mudik jalan kaki pincang
sampai sore

Akibatnya jebol kaki sepatu terompah
Kakinya pada lecet babak belur berabe

Syair gubahan Ismail Marzuki ditahun 50-an diatas sampai sekarang masih relevan dengan keadaan masyarakat sekarang. Syair di atas menggambarkan suasana rakyat dalam merayakan lebaran, bahagia, sederhana apa adanya. Kegiatan rutin nyaris berhenti bahkan untuk beberapa hari ibu-ibu tidak menanak nasi, karena sudah dimasak ketupat tahan basi.

Dapatlah dikatakan tidak ada pesta rakyat semeriah dan seramai serta merakyat selain lebaran, rumah-rumah dirapikan, pakaian baru disiapkan, betul-betul spesial.

Pengarang terkenal Aman Dt Madjo Indo dengan sangat manis menggambarkan suasana hati satu keluarga di Betawi dalam bukunya Si Doel Anak Betawi : Dalam buku itu diceritakan bagaimana si Doel penjual kue keliling sedih, gundah gulana hatinya dikarenakan lebaran sudah dekat sedangkan baju baru belum terbeli, dikarenakan keadaan yang serba kekurangan, sementara sang emak tiada daya berlinang air mata namun dimalam takbiran apa yang diidamkan didapat berkat sadakah yang diterima, zakat membantu orang yang ingin merayakan lebaran, agama mengajarkan jangan sampai ada yang tidak makan di 1 Syawal semuanya sudah harus berbuka.

Bagi rakyat kecil merayakan lebaran sudah cukup menggembirakan dengan mengunjungi jiran tetangga, handai taulan, karib kerabat, seharian pincang sampai sore.

Tetapi terkadang ada juga yang patut disesalkan, bahwa di dalam perayaan Idul Fitri segelintir manusia merayakannya dengan cara melanggar norma agama, norma susila dan menyusahkan orang banyak, sebuah lagu lama menggambarkan berikut ini :

Cara orang kota berlebaran lain lagi
Kesempatan itu dipakai untuk berjudi
Main ceki sambil mabuk brendy

TRADISI

Mudik adalah tradisi dalam merayakan lebaran, sejak kapan ini dimulai tidak ada data yang pasti, mereka menabung dari bulan ke bulan untuk biaya dan dibawa mudik, tidak diingat jerih selama setahun, terlupakan setelah bertemu orang tua dan handai taulan, hal ini tidak bisa dicegah walaupun lalu lintas macet menghadang, keletihan menimpa semuanya terbayar lunas dihari lebaran.

Meskipun demikian tentu saja tidak semua para perantau mampu pulang ke kampung halaman, tidak sedikit yang terkapar di pondok-pondok reot, kolong jembatan, tidak bisa tahun ini Insya Allah tahun depan.

Bukan padi seluluh ini
Tanjung Raya Jalan pulang
Pandanku saja yang tak tampak

Bukan hati sesusah ini
Dihari raya dagang pulang
Badanku saja yang tak tampak

Shilaturrahmi saling bersalaman, saling mengunjungi merupakan acara paling banyak menghabiskan waktu, setelah dikunjungi tentu balas mengunjungi dan tentu bersalaman lagi. Diucapkan Mohon maaf lahir dan bathin, bergaul saja belum, punya urusan juga tidak ucapan minta maaf lahir bathin sudah membudaya, mudah-mudahan kita paham maknanya.

Bukalah pintu rumah anda yang bagus lebar-lebar, bukalah juga pagar besi tinggi itu, tetanga anda yang fukara dan masakin merasa takut mendatangi rumah anda sebab siang malam selalu ditutupi pintu besi, lebih mulia lagi kalau kita yang lebih dahulu mendatangi

Bukan hanya kunjungan kepada yang masih hidup dilakukan, kepada yang sudah meninggal pun tidak ketinggalan, tempat-tempat pemakaman ramai dikunjungi.

Berziarah ke kuburan termasuk yang dianjurkan, Rasulullah SAW mengatakan bahwa: berziarah adalah untuk mengingatkan kita

PENGARUH MAKANAN PADA PERILAKU

Oleh : Drs. H. Aprizaldi

“Hai orang-orang yang beriman, makanlah diantara rizki yang baik-baik yang telah Kami berikan kepadamu. Dan bersyukurlah kepada Allah, jika benar-benar hanya kepada-Nya kamu menyembah. (QS. Al-baqarah 172).”

Muhammadiyah mengajak umat Islam untuk memahami hakekat Islam secara utuh. Konsep inilah yang menjadi landasan pokok dakwah Muhammadiyah. Umat Islam dituntun mengenal Islam tidak hanya sekedar konsep teoritis, melainkan harus diterjemahkan ke dalam seluruh aspek kehidupan sehari-hari termasuk dalam masalah makanan.

Kita mengenal dua macam istilah makanan dan minuman dalam Islam. Pertama halal berarti “diizinkan“ atau “dibolehkan”. Istilah ini dalam konotasi sehari-hari sering digunakan untuk merujuk kepada makanan dan minuman yang boleh dikonsumsi menurut Islam. Sedangkan dalam konteks yang lebih luas istilah halal merujuk kepada segala sesuatu yang diizinkan menurut hukum Islam.

Kedua haram adalah sebuah status hukum terhadap sesuatu dalam hukum Islam, yang konsekuensanya berupa dosa. Makanan atau minuman tertentu dapat memiliki status haram sehingga memakan san meminumnya juga berakibat dosa.

Setiap orang beriman diperintahkan oleh Allah SWT. untuk senantiasa mengkonsumsi makanan dan minuman yang halal lagi baik yaitu mengandung gizi dan vitamin yang cukup untuk kebutuhan tubuh. Dua hal di atas, baik disamping akan menyebabkan terjaganya kesehatan jasmani, juga akan semakin mendorong meningkatkan ketakwaan serta syukur kepada Allah SWT. Sebaliknya, makanan yang haram baik substansi mauoun cara mendapatkannya, meskipun secara lahiriyah mengandung gizi dan vitamin yang memadai, akan menumbuhkan perilaku yang buruk dan merusak, baik bagi diri dan keluarganya. Dari alam dunia bahkan sampai nanti di alam akhirat.

Rasulullah SAW. Bersabda : setiap daging yang tumbuh dari barang yang haram, maka nerakalah yang lebih utama tempatnya. (HR. Thabrani). Artinya yang haram itu akan menjadi darah dan kotor yang dapat mendorong perilaku jahat, saesat dan merusak.

Makanan maupun minuman termasuk binatang yang diharamkan secara zat, sangat mudah untuk diketahui, karena jumlahnya sangat sedikit dari jumlah yang ada, dan hampir semua orang mengetahuinya, yaitu : bangkai, darah, daging babi, binatang yang disembelih bukan karena Allah SWT. (kecuali dalam keadaan darurat) (QS. Al-Baqarah : 172-173), binatang yang mati bukan karena disembeli (QS. Al-Maidah : 3) dan khamar (QS. Al-Maidah : 90).

Disamping zatnya yang harus lebih diperhatikan juga sifat harta itu yang memerlukan perhatian, pikiran, hati dan keimanan untuk menentukan cara mendapatkannya. Misalnya tidak melalui penipuan, kerupsi, membungakan uang, menerima suap dan cara-cara bathil lainnya. Apalagi mengambil harta milik orang banyak yang seharusnya dijaga dan dimanfaatkan semaksimal mungkin untuk kepentingan dan kesejahteraan bersama.

Allah SWT. berfirman : Dan janganlah sebagian kamu memakan harta sebagian yang lain diantara kamu dngan jalanyang bathil dan (janganlah) kamu membawa (urusan) harta itu kepada hakim, supaya kamu dapat memakan sebagian dari harta benda orang lain dengan (jalan berbuat) dosa padahal kamu sendiri mengetahui. (QS. Al-Baqarah : 188).

Barang yang tidak jelas kehalalannya (syubhat) saja dilarang untuk dikonsumsi atau dimiliki, apalagi yang jelas keharamannya. Disinilah nilai keimanan dan keislaman seseorang diuji. Bahkan doa yang dipanjatkan kepada Allah SWT. oleh seseorang walaupun dengan sangat sungguh-sungguh, akan tetapi orang itu bergelimangdengan makanan dan minuman yang haram, maka doa akan tertolak (HR. Muslim). Dan dalam hadits yang lain disebutkan bahwa kemabruran (diterima) atau kemardudan (ditolak) haji yang dilakukan oleh seseorang bergantung kepada biaya yang telah dikeluarkan untuk melaksanakan ibadah haji tersebut.

Demikian pula perilaku anak keturunan manusia sangat ditentukan oleh makanan yang dikonsumsinya. Oleh karena itu orang-orang Islam pasti akan selalu berusaha mendapatkan rizki yang halalan thayyibah, baik bendanya maupun cara memperoleh agar perilakunya istiqamah dalam kebajikan.

Terhadap sikap dan tingkah laku, pengaruh barang haram ini juga membuat jiwa tidak pernah tenang dan tentram, selalu gelisah, keluh kesah, diliputi rasa takut dan was-was karena selalu dipengaruhi oleh perasaan berdosa sebagai akibat dari darah dan dagingnya memang tumbuh dari benda-benda yang haram.

Rasul, Nabi dan orang-orang yang saleh menjadikan makanan dan minuman sebagai awal dari pola hidupnya. Dengan melalui latihan dan kebiasaan yang rutin, sehingga orang-orang saleh ini mempunyai alat untuk mendeteksai makanan dan minuman halal atau tidak. Sebagian hasil dari latihan jiwa ternyata mampu untuk mengetahui apa yang dikonsumsi akan memberiakn ketenangan kalau halal, dan menimbulkan goncangan yang luar biasa, apabila benda itu berasal dari yang haram.

Masalahnya kembali kepada ketiak kita mengkonsumsi yanghalal atau yang haram. Adakah perbedaan? Jika tidak ada, perlu latihan dan pembiasaan dalam pola hidup, agar sinyal pendeteksi yang halal atau yang haram dalam tubuh kita tetap on line.

ALKISAH

Seorang sufi muntah-muntah setelah makan siang. Ia bertanya-tanya di dalam hati, apa gerangan yang salah di dalam dirinya. Bertahun-tahun ia menempuh hidup secara teratur. Makan dan minumnya dalam jumlah yang diatur sesuai tuntunan biologis. Tak ada makan dan minum tanpa tuntutan gengsi maupun selera zaman. Ia berpendirian bahwa makan dan minum baginya cuma sebagai sarana memuji kebesaran Allah SWT. Cuma itu. Tak ada fungsi lain. Dan ia selalu sehat. Porsi, jenis dan fungsi makan yang ia tetapkan sudah benar. Tak ada sesuatu pun yang salah. Tapi mengapa sekarang ia muntah-muntah? Ia tidak masuk angin. Perutnya sedang tidak mulas, pokoknya badannya sehat.

Maka dipanggil pembantunya. Ia merasa bahwa dari si pembantu penjelasan bisa diperoleh. “Dari mana dibeli sayuran yang dimasak hari ini?”. Tanya sang sufi. Pembantunya melaporkan apa adanya. Tadi ia agak kesiangan ke pasar. Sayuran yang dijual di pasar sudah habis. Maklumlah pasar yang kecil lagi baru. Pedagang pun terbatas. Sebagian bahkan sudah pulang. “Untunglah digalang sawah tetangga kita ada daun kacang panjang. Saya memetiknya segenggam, itulah sayuran yang saya masak hari ini.” Jawab pembantu polos. Sang sufi mangguk-mangguk. Ia sekarang tahu jawabannya, daun kacang itulah penyebab muntah-muntahnya.

Selama ini ia hanya memakan makanan yang halal. Apa yang dimakan diperoleh secara halal. Tak ada barang gelap yang tak jelas status hukumnya. Ia tahu pembantunya salah. Tapi tak disalahkan.

Senin, 13 April 2009

AJARAN POKOK NABI MUHAMMAD SAW

Oleh: Drs. H. Aprizaldi

Pada suatu hari kami (Umar Ra dan para sahabat Ra) duduk-duduk bersama Rasulullah Saw. Lalu muncul di hadapan kami seorang yang berpakaian putih. Rambutnya hitam sekali dan tidak tampak tanda-tanda bekas perjalanan. Tidak seorangpun dari kami yang mengenalnya. Dia langsung duduk menghadap Rasulullah Saw. Kedua kakinya menghimpit kedua kaki Rasulullah, dari kedua telapak tangannya diletakkan di atas paha Rasulullah Saw, seraya berkata, “Ya Muhammad, beritahu aku tentang Islam.” Lalu Rasulullah Saw menjawab, “Islam ialah bersyahadat bahwa tidak ada tuhan kecuali Allah dan Muhammad Rasulullah, mendirikan shalat, menunaikan zakat, puasa Ramadhan, dan mengerjakan haji apabila mampu.” Kemudian dia bertanya lagi, “Kini beritahu aku tentang Iman.” Rasulullah Saw menjawab, “Beriman kepada Allah, malaikat-malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya, rasul-rasul-Nya, hari akhir dan beriman kepada Qodar baik dan buruknya.” Orang itu lantas berkata, “Benar. Kini beritahu aku tentang Ihsan.” Rasulullah berkata, “Beribadah kepada Allah seolah-olah Anda melihat-Nya walaupun Anda tidak melihat-Nya, karena sesungguhnya Allah melihat Anda. Kemudian orang itu pergi menghilang dari pandangan mata. Lalu Rasulullah Saw bertanya kepada Umar, “Hai Umar, tahukah kamu siapa orang yang bertanya tadi?” Lalu aku (Umar) menjawab, “Allah dan rasul-Nya lebih mengetahui.” Rasulullah Saw lantas berkata, “Itulah Jibril datang untuk mengajarkan agama kepada kalian.” (HR. Muslim).
Hadits ini mengandung makna yang sangat agung karena berasal dari dua makhluk Allah yang terpercaya, yaitu: Amiinussamaa’ (kepercayaan makhluk di langit / Jibril) dan Amiinul Ardh (kepercayaan makhluk di bumi / Rasulullah s.a.w).
Ajaran pokok Rasulullah saw menurut Hadits diatas adalah :
1. Islam
Islam artinya berserah diri kepada Tuhan, adalah agama yang mengimani satu Tuhan, yaitu Allah. Agama ini termasuk agama samawi (diturunkan dari langit). Dengan lebih dari satu seperempat milyar orang pengikut di seluruh dunia, menjadikan Islam sebagai agama terbesar kedua di dunia setelah agama Kristen. Islam memiliki arti penyerahan, atau penyerahan diri sepenuhnya kepada Allah. Pengikut ajaran Islam dikenal dengan sebutan Muslim yang berarti seorang yang tunduk kepada Allah Muslimin bagi laki-laki dan Muslimat bagi perempuan. Islam mengajarkan bahwa Allah menurunkan firman-Nya kepada manusia melalui para Nabi dan Rasul utusan-Nya, dan meyakini dengan sungguh-sungguh bahwa Nabi Muhammad SAW adalah Nabi dan Rasul terakhir yang diutus ke dunia oleh Allah.
Firman Allah : Hai orang-orang yang beriman, masuklah kamu ke dalam Islam keseluruhan, dan janganlah kamu turut langkah-langkah syaitan. Sesungguhnya syaitan itu musuh yang nyata bagimu. (QS. Al-Baqarah : 208).
Ada pun rukun Islam terdiri dari 5 macam. Barang siapa yang tidak mengerjakannya maka Islamnya tidak benar karena rukunnya tidak sempurna :
Pertama yaitu bersaksi bahwa tidak ada Tuhan selain Allah dan Muhammad adalah utusan Allah. Asyhaadu alla ilaaha illallaahu wa asyhaadu anna muhammadar rasuulullaah. Artinya kita meyakini hanya Allah Tuhan yang wajib kita patuhi perintah dan larangannya. Konsekwensi dari 2 kalimat syahadat adalah kita harus mempelajari dan memahami Al Qur’an dan Hadits yang sahih dan mengamalkannya
Kedua adalah Shalat 5 waktu, yaitu: Subuh 2 rakaat, Dzuhur dan Ashar 4 raka’at, Maghrib 3 rakaat, dan Isya 4 raka’at. Shalat adalah tiang agama barang siapa meninggalkannya berarti merusak agamanya.
Ketiga adalah Puasa di Bulan Ramadhan. Yaitu menahan diri dari makan, minum, hubungan seks, bertengkar, marah, dan segala perbuatan negatif lainnya dari subuh hingga maghrib.
Keempat adalah membayar Zakat bagi para muzakki (orang yang wajib pajak/mampu). Zakat merupakan hak orang miskin agar harta tidak hanya beredar di antara orang kaya saja.
Kelima adalah Haji ke Mekkah jika mampu. Mampu di sini dalam arti mampu secara fisik dan juga secara keuangan. Nabi berkata barang siapa yang mati tapi tidak berhaji padahal dia mampu, maka dia mati dalam keadaan munafik.
2. Iman
Iman artinya percaya. Perkataan iman diambil dari kata kerja 'aamana' yukminu' yang berarti percaya atau membenarkan. Iman itu ditujukan kepada Allah, Rasul dan Para Imam.
Definisi Iman berdasarkan hadist merupakan tambatan hati yang diucapkan dan dilakukan merupakan satu kesatuan. Iman memiliki prinsip dasar segala isi hati, ucapan dan perbuatan sama dalam satu keyakinan, maka orang - orang beriman adalah mereka yang didalam hatinya, disetiap ucapannya dan segala tindakanya sama, maka orang beriman dapat juga disebut dengan orang yang jujur atau orang yang memiliki prinsip.
Firman Allah : Dan Dialah Allah, tidak ada Tuhan (yang berhak disembah) melainkan Dia, bagi-Nyalah segala puji di dunia dan di akhirat, dan bagi-Nyalah segala penentuan dan hanya kepada-Nyalah kamu dikembalikan (QS. Al-Qashasha : 70 ).
Tanpa iman semua amal perbuatan baik kita akan sia-sia. Tidak ada pahalanya di akhirat nanti.
Firman Allah : Dan orang-orang kafir amal-amal mereka adalah laksana fatamorgana di tanah yang datar, yang disangka air oleh orang-orang yang dahaga, tetapi bila didatanginya air itu dia tidak mendapatinya sesuatu apapun (selain pasir kepanasan) (QS. An Nuur : 39).
Firman Allah : Orang-orang yang kafir kepada Tuhannya, amalan-amalan mereka adalah seperti abu yang ditiup angin dengan keras pada suatu hari yang berangin kencang. Mereka tidak dapat mengambil manfaat sedikitpun dari apa yang telah mereka usahakan (di dunia). Yang demikian itu adalah kesesatan yang jauh. (QS. Ibrahim : 18).
Iman ini harus dilandasi ilmu yang mantap bukan sekedar taqlid atau ikut-ikutan. Sebagaimana hadits di atas. Rukun Iman ada 6:

Pertama Iman kepada Allah. Artinya kita meyakini adanya Allah dan tidak ada Tuhan selain Allah. Di bab-bab berikutnya akan dijelaskan secara rinci tentang hal ini.
Kedua adalah iman kepada Malaikat-malaikat Allah. Kita yakin bahwa Malaikat adalah hamba Allah yang selalu patuh pada perintah Allah.
Ketiga adalah beriman kepada Kitab-Nya. Kita yakin bahwa Allah telah menurunkan Taurat kepada Musa, Zabur kepada Daud, Injil kepada Isa, dan Al Qur’an kepada Nabi Muhammad. Kita harus meyakini kebenaran Al Qur’an dan mengamalkannya:”Kitab Al Quran ini tidak ada keraguan padanya; petunjuk bagi mereka yang bertaqwa” [Al Baqarah:2].
Keempat adalah beriman kepada Rasul-rasul (Utusan) Allah. ( QS. Al Ahzab : 40).
Kelima adalah beriman kepada Hari Akhir (Kiamat/Akhirat). Kita harus yakin bahwa dunia ini fana. Suatu saat akan tiba hari Kiamat. Pada saat itu manusia akan dihisab. Orang yang beriman dan beramal saleh masuk ke surga. Orang yang kafir masuk neraka. Selain kiamat besar kita juga harus yakin akan kiamat kecil yaitu mati. Setiap orang pasti mati. Untuk itu kita harus selalu hati-hati dalam bertindak.
Keenam adalah percaya kepada Takdir/qadar yang baik atau pun yang buruk. Meski manusia wajib berusaha dan berdoa, namun apa pun hasilnya kita harus menerima dan mensyukurinya sebagai takdir dari Allah.
3. Ihsan
Ihsan artinya berbuat baik dengan mengharapkan ridha Allah. Artinya : berbuat baiklah (kepada orang lain) sebagaimana Allah telah berbuat baik, kepadamu. (QS. Al-Qashash : 77 ).
Ada pun Ihsan adalah cara agar kita bisa khusyuk dalam beribadah kepada Allah. Kita beribadah seolah-olah kita melihat Allah. Jika tidak bisa, kita harus yakin bahwa Allah SWT yang Maha Melihat selalu melihat kita. Ihsan ini harus kita terapkan dalam kehidupan sehari-hari sehingga jika kita berbuat baik, maka perbuatan itu selalu kita niatkan untuk Allah. Sebaliknya jika terbersit niat kita untuk berbuat keburukan, kita tidak mengerjakannya karena Ihsan tadi.
Orang yang ihsannya kuat akan rajin berbuat kebaikan karena dia berusaha membuat senang Allah yang selalu melihatnya. Sebaliknya dia malu berbuat kejahatan karena dia selalu yakin Allah melihat perbuatannya.

PEMIMPIN MENURUT PERSPEKTIF ISLAM

Oleh: Drs. H. Aprizaldi

Firman Allah: Dan sungguh telah Kami tulis di dalam Zabur sesudah (kami tulis dalam) Lauh Mahfuzh, bahwasanya bumi ini dipusakai hamba-hambaKu yang saleh. (QS. Al-Anbiyah : 105)
Indonesia adalah negara demokratis dan berpenduduk Islam terbesar didunia harus bebas dari sikap anargis dan kudeta. Pada suatu Hadist : Apabila ada 3 orang sedang berpergian (musyafir) maka hendaklah kamu mengangkat salah seorang Imam diantara kalian.
Jika tiga orang saja perlu diangkat pemimpin, maka apalagi negara Indonesia yang jumlah penduduknya lebih dari 200 juta, maka urgensi pemimpin sangat perlu dipilih dan diangkat seorang sebagai pemimpin. Pada kondisi kita akan pemilihan anggota legislatif, maka ummat Islam agar tidak golput (tidak ikut memilih). Pada saat pemilu 9 April 2009 mendatang, maka wajib dipilih caleg yang memenuhi kualifikasi keta'atan dan diambil yang paling taat.
Hal ini seperti saat memilih seseorang untuk menjadi Imam Sholat, yaitu: orang yang lebih fasih bacaannya, yang lebih paham Sunah Nabi, yang lebih dulu berhijrah/masuk Islam, yang lebih cerdas.
Bisa juga melihat sifat-sifat Nabi sebagai kriteria untuk menjadi pemimpin, yaitu: shiddiq (orang yang benar), amanah (orang yang jujur), tabligh (menyampaikan ayat-ayat Allah) dan fathonah (orang yang cerdas, meliputi kecerdasan intektual, kecerdasan emosional, dan kecerdasan spiritual.
Islam sangat memberikan perhatian yang lebih pada masalah kepemimpinan, karena hidup ini harus ada yang memimpin dan tidak boleh ada kekosongan kepemimpinan. Dulu pada awal Islam pemimpin kaum Muslimin adalah langsung dikendalikan oleh Rasulullah saw. dengan bimbingan wahyu Allah.
Betapa pentingnya kepemimpinan dalam Islam bisa dilihat dalam sejarah saat meninggalnya Nabi Muhammad SAW. Ketika saat itu sempat tertunda pemakaman Rasulullah saw, dimana para sahabat berkumpul dirumah Bani Saits untuk memilih kepemimpinan para kaum Muslimin. Para sahabat mendahulukan pemilihan kepemimpinan ini karena menyadari betapa pentingnya keberadaan seorang pemimpin dan kepemimpinan itu tidak boleh kosong.
Pada waktu itu terpilih Abu Bakar Shiddiq ra. sebagai pemimpin kaum muslimin dan kita ketahui bersama apa saja alasan para shahabat memilih Abu Bakar. menjadi pemimpin. Alasan tersebut antara lain : Abu Bakar paling tua diantara para shahabat. Abu Bakar paling dekat kepada Nabi Muhammad saw terlihat sebagai orang yang menemani Rasulullah saat Hijrah. Ketika Nabi sedang sakit payah, maka Abu Bakar lah yang ditunjuk Rasulullah sebagai Imam Sholat. Abu Bakar lah orang yang pertama kali membenarkan Isra' dan Mi'raj Rasulullah saw. Ketika semua orang tidak mengakuinya sehingga mendapat gelar ash-shidiq. Dan lain lain.
Pada saat ini bangsa Indonesia sedang terpusat perhatiannya pada pemilihan senator DPRD Kabupaten Rejang Lebong, DPRD Propinsi Bengkulu, DPR dan DPD RI, karena memang masyakat Indonesia sangat mementingkan dalam masalah kepemimpinan. Karena pemimpin itu merupakan wahyu Allah dimuka bumi yang disebut kholifah, artinya pengganti.
Memilih adalah menentukan sesuatu yang paling disukai diantara banyak pilihan dengan cara mengambil yang terbaik dan membuang yang jelek. Menentukan pilihan ditengah banyaknya alternatif membutuhkan kecekatan, apalagi barang pilihan itu tampaknya sama baiknya, sepadan atau setara satu sama lain. Kesamaan keadaan ini tidak jarang membuat orang bingung. Ada yang bingung karena faktor bendanya yang tidak jelas atau karena faktor orangnya yang kurang mengerti kualitas barang serta kepintaran orang menjual barang dagangannya. Bingung yang mengacaukan hati adalah pada saat faktor pemicunya itu datang dari penjaja barang yang terlampau lihai menjual barang dagangannya. Dan yang paling menyakitkan lagi adalah jika pada akhirnya pilihan itu ternyata salah.
Islam tidak mengizinkan penganutnya menjadi umat yang bingung atau sengaja bermain dalam lingkaran kebingungan. Disinilah arti penting agama sebagai panduan dan pedoman kehidupan, menjadi keniscayaan seperti Firman Allah: Dan Dia mendapatimu sebagai seorang yang bingung, lalu Dia memberikan petunjuk. (QS. Adh-Dhuha : 7). Ayat ini menggariskan, bahwa kunci kebingungan adalah petunjuk, dan sebaik-baik petunjuk adalah Al-Quran yang didasarkan pada fundamental Iman yang benar, seperti disebutkan dalam firman-Nya yang lain (QS. Asy-Syura : 52).
Rasulullah ketika menjalani perjalanan Isra' dan Mi'raj, memilih susu (yang sedikit anyir) dari pada meminum Khamar (yang sangat enak dan menggiurkan). Jibril pun memujinya: Pilihanmu benar Ya Rasulullah ! kata Jibril. Pilihan yang benar adalah pilihan yang sesuai dengan suara hati sekaligus panggilan Iman bukan atas dasar paksaan, tekanan, pemberian sesaat atau tipuan gombal caleg atau pihak lain.
Jadi pemimpin seperti apa yang sebaiknya diangkat oleh ummat Islam Indonesia ini? Secara umum Al-Qur'an sudah memberikan kriteria pemimpin yang harus dipilih yaitu firman Allah diatas (QS Al-Anbiya': 105). Jadi yang mendapat mandat mengurusi manusia dimuka bumi ini hanyalah orang-orang Sholeh, bukan orang-orang kafir yang akan membuat kerusakan dan mengundang bencana. Jika orang engkar memimpin dimuka bumi ini, maka terlihatlah dunia ini bukan semakin baik, tapi malah rusak dan hancur.
Kriteria orang sholeh itu bisa dilihat ayat Allah: "Sesungguhnya penolong kamu hanyalah Allah, Rasul-Nya, dan orang-orang yang beriman, yang mendirikan shalat dan menunaikan zakat, seraya mereka tunduk (kepada Allah)". (QS Al Maidah : 55). Jadi kriteria orang sholeh yaitu : mendirikan Sholat, membayar Zakat, dan tunduk pada aturan Allah.
Dalam agama Islam ada dua komponen yang tidak bisa terpisahkan, yaitu kekuasaan dan agama. Seperti kata Ibnu Taimiyyah: agama Islam tidak akan bisa tegak/abadi tanpa ditunjang oleh kekuasaan dan kekuasaan tidak bisa langgeng tanpa ditunjang dengan agama.
Al-Mawardi dalam al-Ahkam al-Sulthaniyyah wa al-Walayat al-Diniyyah. Kitab ini memang menjadi rujukan penting dalam hal hukum tata negara dan kepemimpinan dalam Islam bahwa syarat-syarat seorang pemimpin adalah adil, mempunyai kompetensi ijtihad, sempurna dan sehat panca-indra, tidak cacat secara fisik, mempunyai visi kemaslahatan sosial, tegas dan berani, serta mempunyai garis keturunan yang jelas.
Pengangkatan dan Pengisian Jabatan Politik Sistem politik sekuler modern yang diperkenalkan lewat proses kolonialisme oleh bangsa-bangsa Eropa, telah menempatkan sistem politik Islam termarginalkan di negara-negara muslim sendiri. Hal ini tampak misalnya dalam tataran empirik sulit mencari sebuah negara muslim yang bisa dijadikan model sistem politik Islam yang sesuai dengan praktik-praktik politik kenabian dan para sahabat.
Aturan politik Islam penting dipertimbangkan karena ia berkaitan secara langsung dengan sistem rekrutmen politik atau sistem pemilihan pemimpin dalam pemerintahan. Hal ini sangat penting untuk memberi penjelasan terhadap mekanisme pemilihan pemimpin dan pengisian jabatan-









jabatan strategis dalam pemerintahan diantara persoalan yang diperselisihkan setelah kewafatan Rasulullah SAW adalah persoalan kekuasaan politik atau persoalan al-imamah.
Makna memimpin masyarakat ditemukan dalam hadist Rasulullah SAW yang diriwayatkan oleh Imam Ahmad, Al-Bukhari, Muslim dan Ibnu Majah dari Abi Hurairah tentang kepemimpinan ummat.
Kepemimpinan para nabi bertujuan untuk mengusahakan agar rakyat kembali hidup sesuai dengan ajaran agama Tauhid. Oleh karena itu, dapat dikatakan bahwa konsep yang terkandung dalam istilah siyasah adalah politik yang bermakna politik rehabilitatif (pemulihan) dari kesesatan kepada ajaran-ajaran dan praktik keagamaan yang benar. Dengan pemikian, dalam konteks ini, politik atau siyasah dalam literatur profetik merupakan sebuah proses penataan dan rehabilitasi kehidupan manusia yang sudah menyimpang dari ajaran-ajaran Tauhid.
Politik sama sekali tidak dimaksudkan sebagai sebuah proses perebutan kekuasaan untuk tujuan-tujuan duniawi. Oleh sebab itulah, tugas seorang pemimpin dalam Islam adalah himayat al-din wasiyasatu al-dunya (melindungi agama dan memelihara ketertiban sosial politik).
Semoga kita diberi kekuatan untuk ikut berpartisipasi memilih pemimpin yang akan datang. Mudah-mudahan pilihan kita tidak salah. Bagi pemimpin yang terpilih, Nabi bersabda :

PARTAI AMANAT NASIONAL (P A N)

Oleh: Yosrizal Gavar

ASPEK HISTORIS
Sebagai sebuah organisasi yang mengumandangkan amar ma’ruf nahyi mungkar, Muhammadiyah pada waktu itu prihatin dengan kondisi bernegara yang diibaratkan dengan api di dalam sekam, tenang di luar panas di dalam lama kelamaan sekam akan habis digerus api, diistilahkan oleh Syafe’I Ma’arif pada waktu itu dengan negara ibarat kayu yang dimakan rayap, terlihat indah diluar rapuh didalam hadist Rasulullah mengatakan “ Sesungguhnya manusia akan menyaksikan perbuatan zalim, ia tidak mau mencegahnya, dikhawatirkan Allah akan menimpakan kezaliman itu pada masyarakat sebagai balasan dari Allah”(HR Daud dan Tirmizi dari Abu Bakar).
Pada sidang Tanwir Muhammadiyah di Surabaya Desember 1993, isu suksesi yang dikumandangkan oleh Amien Rais menjadi perbincangan banyak pihak, walaupun pada akhirnya isu suksesi ini tidak menjadi keputusan Tanwir Muhammadiyah, tetapi membuat masyarakat tersadar bahwa Indonesia sedang menghadapi krisis kepemimpinan yang mana nanti sejarah membuktiklan krisis kepemimpinan ini akan menjadi-jadi pada tahun 1998 mengakibatkan terjadi krisis multidimensional, yang dampaknya masih kita rasakan saat ini.
Pada Muktamar Muhammadiyah di Banda Aceh tahun 1995, Amien Rais terpilih sebagai ketua Umum Muhammadiyah, setelah sebelumnya sebagai pejabat sementara Ketua Umum dikarenakan meninggalnya ketua umum Muhammadiyah pada waktu itu KH.Azhar Basyir.MA. Lokomotif reformasi menderu lebih kencang, angin perubahan semakin deras tiupannya.
Semarang 5-7 Juni 1998, sidang Tanwir Muhammadiyah dilaksanakan, ditengah suasana bernegara yang tengah dilanda krisis dimensional, krisis yang melanda segala dimensi dan sendi kehidupan bermasyarakat, etika, akhlak, ekonomi, keamanan menjadi terbalik pengertiannya. Muhammadiyah perlu menegaskan jati dirinya, setelah tumbangnya Orde Baru tanggal 21 Mei 1998, setelah mendorong lokomotif reformasi Indonesia Muhammadiyah tidak boleh mundur, karena pekerjaan belum selesai kewajiban Muhammadiyah untuk terus mengawalnya. Tanwir memutuskan, merekomendasikan kepada Pimpinan Muhammadiyah mempersiapkan partai baru, sebagai wadah warga Muhammadiyah.
PAN BERDIRI
PAN dideklarasikan pada tanggal 23 Agustus 1998, sehari sebelumnya dalam kapasitasnya sebagai Ketua Pimpinan Pusat Muhammadiyah, Amien Rais mengundang Anggota PP Muhammadiyah dan Pimpinan Wilayah di seluruh Indonesia, tentang rencananya untuk mendeklarasikan Partai Amanat Nasional (PAN) yang akan ia pimpin, konsekwensinya Amien Rais mundur dari jabatan Ketua Pimpinan Pusat Muhammadiyah, dan sebagai Pejabat sementaranya adalah Syafe’I Ma’arif.
Dalam pidato politiknya, selaku Ketua Umum PAN, Amien Rais meminta do’a restu dari warga Muhammadiyah agar dirinya diperkenankan mengemban amanah untuk memimpin partai yang mewakili kalangan lebih luas”Saya tahu warga Muhammadiyah adalah bagian dari kemajemukan itu dan saya percaya bahwa cita-cita membina masyarakat yang beradab, bermartabat, dan saling menghormati adalah selaras dengan gerakan Muhammadiyah”
MUHAMMADIYAH DAN PAN
Sebagai sebuah produk, PAN lahir dari buah pikir Muhammadiyah yang kemudian embrionya dirancang oleh tokoh Muhammadiyah, tokoh LSM, kelompok Islam Modernis, tokoh kampus, dan tokoh-tokoh lintas agama dan etnis, basis utama PAN pada waktu itu adalah warga Muhammadiyah. Sebagian besar DPW PAN pada waktu itu melibatkan tokoh-tokoh Muhammadiyah, meskipun tidak ada hubungan organisatoris sama sekali antara keduanya.
Seiring berjalannya waktu figur-figur yang lekat dengan Muhammadiyah mulai menghilang dari PAN, sejarah Masyumi dan Parmusi berulang, Muhammadiyah kembali kesarang mengabdi kepada agama dan masyarakat.
Pada Sidang Tanwir di Yogyakarta tahun 2008, kembali ada keinginan dari kalangan muda Muhammadiyah, supaya sidang tanwir di Yogya tersebut merekomendasikan sebuah partai yang baru mereka dirikan, agar menjadi partai resmi Muhammadiyah, tetapi dengan tegas peserta sidang tanwir menolak usulan tersebut, hal tersebut diperkuat lagi dengan Surat keputusan PP Muhammadiyah nomor : 160, januari 2009, tentang netralitas Muhammadiyah pada pemilu yang akan datang.
Muhammadiyah menjaga kedekatan yang sama dengan semua partai politik, Drs.H Rosyad Sholeh selaku sekretaris PP Muhammadiayah, sewaktu mengisi materi pengajian pimpinan Muhammadiyah di Masjid Al-Jihad beberapa waktu lalu menganalogikan kedekatan Muhammadiyah dengan kalimat : “Anda dekat kami dekat, Anda jauh kamipun jauh”.
MUHAMMAD AMIEN RAIS
Disingkat dengan MAR, dilahirkan di Surakarta 26 April 1944, anak dari Suhud Rais dan Sudalmiyah, anggota dan pengurus Muhammadiyah dan Aisyiyah. Riwayat pendidikan Amien Rais sejak TK sampai SMA semuanya dilalui di sekolah Muhammadiyah, di kota kelahirannya solo.
Jiwa kepemimpinan Amien Rais sudah diasah sejak ia terlibat dalam pandu hisbul wathan, banyak organisasi yang didirikan dan dipimpin langsung oleh beliau. Sebagai seorang ilmuwan banyak lontaran-lontaran gagasannya yang membuka cakrawala berfikir masyarakat.
Selama memimpin Muhammadiyah Amien Rais banyak melontarkan gagasan-gagasan brilian diantaranya adalah; tauhid sosial, zakat profesi, isu suksesi nasional, high politic.
I B R O H
Kalau kita amati langkah Muhammadiyah untuk menjadi pilar partai Masyumi, atau menjadi pelopor pembentukan Parmusi dan terakhir memutuskan untuk mendukung eksistensi Partai Amanat Nasional tidak lain adalah sebagai tuntutan sejarah bangsa ini yang memang memerlukan sumbangsih nyata dari Muhammadiyah. Masyumi didirikan karena pada saat itu partai Islam terserak menjadi kepingan kecil tidak berarti, bergabung dalam Masyumi, sehingga menjelmalah sebuah partai besar yang berpengaruh di Indonesia. Parmusi dibentuk sebagai reaksi dari kebijakan orde baru yang represif terhadap umat Islam, Muhammadiyah merasa perlu untuk membangkitkan harga diri umat dengan cara mendukung pendirian Parmusi. Sejak awal reformasi Muhammadiyah aktif menyuarakan tentang kondisi bangsa dan negara Indonesia yang mana oleh Buya Syafe’I Ma’arif diibaratkan kayu yang dimakan bubuk bagus diluar keropos didalam, atau dengan kata lain “rancak dilabuah”, Muhammadiyah wajib mendukung langkah-langkah reformasi yang dikomandoi oleh Prof.Dr.H.Amien Rais.MA, termasuk dalam pendirian Partai Amanat Nasional, di saat Muhammadiyah sudah tidak diperlukan lagi Muhammadiyah dengan ikhlas meninggalkan atau ditinggalkan, karena apa Muhammadiyah bisa ikhlas ? walaupun sudah berjuang untuk membesarkan partai tersebut, tetapi kemudian Muhammadiyah tidak mendapat apa-apa! Jawabnya adalah karena Muhammadiyah bukanlah sebuah partai politik yang dikejar oleh Muhammadiyah sesuai dengan semboyannya Amar Ma”ruf Nahyi Munkar atau dengan kata lain menyampaikan kebenaran dan mengajak mencegah untuk melakukan kejahatan. Jadi kalau nanti ada warga Muhammadiyah yang ingin mendirikan partai baru kemudian mengatasnamakan Muhammadiyah dikarenakan dia dipecat atau disingkirkan dari partai lamanya, dengan harapan pendirian partai barunya tersebut dapat mengurangi dukungan warga Muhammadiyah terhadap partai lamanya tersebut, perlu ditegaskan itu bukan cara Muhammadiyah, Muhammadiyah mendukung atau mendirikan sebuah partai bukan karena kepentingan pribadi-pribadi yang ada di Muhammadiyah tapi untuk kepentingan umat bangsa dan negara, penulis berkeyakinan pada suatu saat nanti Muhammdiyah akan kembali memainkan peran politiknya seperti waktu orla,orba dan masa reformasi, sesuai dengan tuntutan sejarah.
Demikianlah trilogi tulisan tentang ijtihad Muhammadiyah di ranah politik, suka atau tidak suka, benar atau salah, tokoh-tokoh dan Pimpinan Muhammadiyah, dalam setiap tindakannya selalu berlandaskan kepada Al Qur’an dan hadist, dan selalu memikirkan kemaslahatan umat yang dipimpinnya, mari kita ambil hikmahnya janganlah kita apatis dengan politik, sebab kalau politik dilandaskan kepada agama Insya Allah kita akan memperoleh manfaat, seperti yang dikatakan oleh M.Natsir ”politik merupakan salah satu alat untuk memperjuangkan agama Allah”. Tunaikanlah hak kita pilihlah partai dan orang yang kita yakini akan memperjuangkan kebenaran dan berani menjalankan nahyi mungkar, Insya Allah masyarakat dan negara akan makmur dan sentosa.

P A R M U S I

Oleh: Yosrizal Gavar

AWAL BERDIRI

Akibat dari pemberontakan PRRI, dengan pusat pemerintahannya di Bukittinggi, mayoritas pemimpin-pemimpin Masyumi dipenjarakan oleh rezim ORLA dan Masyumi dibubarkan. Setelah ORLA tumbang digantikan dengan ORBA, tokoh-tokoh Masyumi yang ditahan dibebaskan antara lain : M. Natsir, Buya HAMKA, Syafrudin Prawiranegara, Prawoto Mangkusasmito, Kasman Singodimejo, Muhammad Roem dan lain lain, sejak itu timbullah harapan agar Masyumi direhabilitasi dan diberikan hak hidup kembali.

Usaha-usaha yang dilakukan oleh tokoh-ptokoh Masyumi untuk merehabilitasi nama Masyumi anatara lain dengan membentuk suatu badan yang bernama Badan Koordinasi Amal Muslimin (BKAM) dibentuk pada tanggal 16 Desember 1965.

Tetapi usaha-usaha yang dilakukan oleh tokoh-tokoh Masyumi maupun oleh pihak lain yang bersimpati kepada Masyumi menemui jalan buntu, begitupun usaha dari tokoh-tokoh Muhammadiyah untuk menegakkan kembali PII (Partai Islam Indonesia) dihalangi, Bung Hatta yang inigin mendirikan Partai Demokrasi Islam Indonesia (PDII) pun tidak diizinkan fhobia akan kebangkitan partai Islam menjangkiti pemerintah.


PARTAI MUSLIMIN INDONESIA (PARMUSI)

Badan Koordinasi Amal Muslimin (BKAM) kembali bersidang, para pemimpin Islam tidak menyerah begitu saja, pada sidangnya tanggal 7 Mei 1967 dibentuklah panitia 7 (tujuh) yang diketuai oleh tokoh Muhammadiyah yaitu H. Faqih Usman, setelah melalui beberapa kali pertemuan dan perjuangan yang berat, akhirnya pemerintah memberikan izin untuk mendirikan sebuah parpol baru yang akan menampung aspirasi umat Islam, khususnya bwekas konstityuen Masyumi, dengan syarat mantan-mantan pemimpin Masyumi tidak boleh menduduki jabatan yang penting dalam tubuh partai Parmusi.

Parmusi disahkan berdirinya melalui Keputusan Presiden No. 70 tanggal 20 Februari 1968, kemudian diangkatlah sebagai ketua Umum Djarnawi Hadikusumo dan sekretaris umumnya Drs. Lukman Harun, keduanya adalah aktivis Muhammadiyah.


INTERVENSI DAN REKAYASA

Setelah resmi berdiri intervensi pemerintah terhadap partai Parmusi sangat kental aromanya, sewaktu diadakannya kongres partai yang pertama tanggal 4-7 November 1968 yang diadakan di Malang Jatim terpilihlah Muhammad Roem sebagai ketua, Muhammad Roem pernah menjadi Menteri Luar Negeri dan PM dari partai Masyumi, dalam perjuangan kemerdekaan sebagai Menteri Luar Negeri dan Juru Runding pemerintahan Republik Indonesia beliau terkenal dengan perjanjian Roem-Royen.

Reaksi pemerintah langsung datang, dengan tidak merestui Roem sebagai ketua Parmusi, sebagai salah seorang tokoh teras Masyumi, naiknya Roem dikhawatirkan akan membangkitkan Neo Masyumi, melalui sekretaris negara Alamsyah Ratuprawiranegara mengirimkan telegram kilat kepada kongres yang sedang berlangsung, bahwa pemerintah tidak merestui terpilihnya Muhammad Roem sebagai ketua Parmusi. Akhirnya kongres kembali menempatkan Djarnawi Hadikusumo dan Drs. Lukman Harun sebagai ketua dan sekretaris umum Partai Muslimin Indonesia (PARMUSI).

Kepemimpinan Djarnawi Hadikusumo dan Lukman Harun berlangsung tidak lama, dikarenakan pemerintah menilai duet kepemimpinan yang berasal dari Muhammadioyah ini dinilai oleh pemerintah tidak kooperatif dengan kepentingan penguasa, terjadilah pemaksaan kehendak disodorkanlah John (Jailani) Naro dan Imron Kadir, masing-masing sebagai ketua dan sekretaris PARMUSI, akibat dari pemaksaan ini Parmusi mengalami konflik yang tajam dikalangan internal partai.
Akhirnya pemerintah melalui kepresnya No.77/1970 tanggal 20 November 1970, kembali campurtangan dengan menunjuk tokoh Muhammadiyah yang dinilai kooperatif dengan pemerintah yaitu HMS Mintaredja, saaat itu menjadi menteri sosial dikabinet ORBA.

Intervensi dan rekayasa yang dilakukan penguasa membuat Parmusi lemahdan rapuh, sehingga tidak bisa mengembalikan kejayaan Masyumi dahulu. Dalam pemilu tahun 1971, Parmusi hanya dipilih kurang dari tyiga juta pemilih atau sekitar 5.36 persen saja.

Setelah pemilu tahun 1971 pemerintah mewajibkan partai untuk melakukan fusi partai politik atau restrukturisasi, penggabungan, penyedcrhanaan partai-partai politik di Indonesia Parmusi dan partai partai Islam lainnya berfusi dalam Partai Persatuan Pembangunan (PPP).


DJARNAWI HADIKUSUMO

Djarnawi Hadikusumo dilahirkan di Kauman Yogyakarta, Ahad 4 Juli 1920, beliau putra dari Tokoh nasional dan Muhammadiyah Ki Bagus Hadikusumo - Siti Fatimah.
Sejak awal Djarnawi telah didik di Muhammadiyah sejak dari Bustanul Athfal, Standaardschool Muhammadiyah, Kweekschool hingga terakhir di Madrasah Muallimin Muhammadiyah.

Djarnawi juga adalah salah seorang pendiri Perguruan Tapak Suci Putra Muhammadiyah, yang didirikan tanggal 31 Juli 1963. Sebagai salah seorang pendekar pencak silat beliau memang diakui akan kemampuannya. Pada awalnya Djarnawi belajar pencak silat di Kauman Yogyakarta, kemudian ketika ia bermukim di Sumatera, ia belajar pencak silat kepada Sutan Chaniago dan Sutan Makmun, dua orang pendekar bewsar di Sumatra Utara ketika itu.

Djarnawi Hadikusumo meninggal dunia pada tanggal 26 Oktober 1993 dalam usia 73 tahun.

EMPAT MACAM BELENGGU MANUSIA

Oleh: Drs. H. Aprizaldi

Dan sesungguhnya telah Kami muliakan anak-anak Adam. Kami angkat mereka di daratan dan di lautan, Kami beri mereka rizki dari yang baik-baik dan Kami lebihkan mereka dengan kelebihan yang sempurna atas kebanyakan makhluk yang telah Kami ciptakan. (QS. Al-Isra : 70)
Makhluk manusia yang diinginkan oleh Allah adalah manusia yang bebas dan merdeka menurut asal penciptaannya, yang tidak diikat oleh rantai belenggu yang menjeratnya, sehingga ia dapat bebas mencapai cita-cita luhurnya sesuai dengan fungsi hidayah dan akal yang mengiringi pisiknya.
Cita-cita mulia manusia adalah menjadi insan kamil, menjadi hamba Allah yang shalih, yang mengabdikan dirinya pada kehendak Ilahi, menegakkan kebenaran, melawan kebathilan dan mewujudkan kehidupan yang adil, damai dan sentosa. KH. Ahmad Dahlan melalui gerakan Muhammadiyah berupaya mencapai cita-cita tersebut.
Kebanyakan manusia gagal mencapai cita-cita luhurnya itu, karena tidak berhasil melepaskan diri dari belenggu-belenggu yang mengikatnya. Manusia adalah makhluk yang aneh. Dihadapannya terletak ribuan kemungkinan atau pilihan yang dapat dilakukannya, dari yang paling hina sampai kepada yang paling mulia. Semakin berhasil manusia melepaskan diri dari belenggu yang mengikatnya semakin mudah ia mendekati cita-cita luhurnya. Sebaliknya, semakin erat ikatan belenggu-belenggu itu menjerat dirinya, maka semakin dalam pula kejatuhannya pada lumpur kenistaan.
Adapun belenggu yang menjerat manusia adalah:

PERTAMA - BELENGGU ALAM
Belenggu alam adalah belenggu yang paling mudah untuk mengatasinya. Manusia adalah makhkuk alam. Ia hidup di dalam alam oleh karena itu ia sangat dipengaruhi oleh lingkungan alam tersebut. Jika udara sangat dingin, manusia akan merasa kedinginan. Jika udara terlampau panas manusiapun akan kegerahan karena panas. Bencana alam seperti gempa, banjir, longsor dan tsunami akan sangat mempengaruhi keterbatasan gerak gerik manusia.
Andaikan manusia terus menerus menuruti kehendak alam ia akan tergantung sepenuhnya pada alam bukan kepada yang punya alam, Kebebasan gerak menjadi hilang. Ia akan diperbudak oleh alam.
Manusia harus berhasil membebaskan diri dari belenggu alam. Jika musim panas diciptakan AC. Udara dingin diatasi dengan heater. Jika jarak jauh dibikin alat transportasi dan kalau ditempat domisili tidak memungkinkan lagi untuk hidup layak harus hijrah ke tempat lain.
Bagi orang yang beriman diharuskan mampu mengatasi belenggu alam misalnya dengan melemparkan selimut dikala dingin tengah malam untuk bertaqarrub mendekatkan diri kepada Allah untuk melaksanakan shalat Tahajjud dalam rangka berusaha menjadi manusia yang mulia dihadapan Tuhannya.
Belenggu alam paling mudah untuk diatasi dengan ilmu pengetahuan dan kemauan yang kuat, alam karena alam diciptakan Allah untuk manusia dan manusia telah ditunjuk untuk menjadi khalifah di bumi ini.

KEDUA - BELENGGU TRADISI
Tradisi yang sudah turun-temurun pada hakekatnya juga menjadi penjara yang mengungkung gerak manusia. Pada umumnya manusia cenderung beranggapan bahwa apa yang sudah diwarisi nenek moyang merupakan kebenaran yang harus diterima dan dilestarikan walaupun sebahagian besarnya tidak logis.
Dalam masyarakat kita belenggu tradisi ini dapat diamati dengan jelas. Semua lapisan masyarakat kita sudah dibelenggu oleh berbagai tradisi yang sangat membebani serta irrasional itu. Contoh menanam kepala kerbau pada setiap peresmian jembatan atau gedung baru. Apa hubungan penanaman kepala kerbau dengan keselamatan jembatan dan kokohnya suatu bangunan yang didirikan ?. Pada hal jika jembatan dan gedung itu dibangun dengan konstruksi dan bahan yang benar berdasarkan ilmu pengetahuan yang benar insya Allah tidak akan roboh. Tetapi walaupun ditanam seribu kepala kerbau jika dibuat asalan, bahannya dikorup pasti tidak akan tahan lama.
Manusia tidak lagi memohon keselamatan kepada Allah Yang Maha Pencipta tetapi justru meminta kepada makhluk yang lebih derajatnya jauh lebih rendah dari manusia.
Dalam Al-Qur`an Allah berfirman: Dan apakah mereka akan mengikuti juga nenek moyang mereka walaupun nenen moyang mereka itu tidak mengetahui apa-apa dan tidak (pula) mendapat petunjuk ? (QS.Al-Maidah : 104)
Hanya manusia mukminlah yang mampu menjebol belenggu tradisi karena kekuatan Allah diatas segalanya. Ia Maha Besar, Maka Berkuasa dan Maha Suci.
Apa bila kita mengakui ada kekuatan lain selain kekuatan Allah yang ditakuti dan dimohon pertolongannya, dimanakah letak ayat yang sering kita baca setiap raka’at Shalat: Hanya kepada Engkaulah kami menyembah dan hanya kepada Engkau saja kami minta tolong. (QS.Al-Fatihah : 5)

KETIGA - BELENGGU MASYARAKAT
Kita hidup ditengah-tengah masyarakat manusia. Jadi tidak heran bila arus masyarakat sering menjerat kita dan sulit untuk menghindarinya. Dengan demikian mudah dipahami bahwa mengapa kebanyakan manusia tidak mau menentang apa yang menjadi arus masyarakat sehingga merekapun hanyut dibawa arus kebiasaan masyarakat tersebut.
Ternyata masyarakat dengan kuat sekali membelenggu orang lain misalnya soal pakaian terutama dikalangan kaum remaja putri karena wanita idolanya memakai pakaian modern yang memamerkan sebagian besar auratnya dan seronok maka jarang sekali wanita lain yang tidak ikut-ikutan cara berpakaiannya itu.
Hanya wanita muslimahlah yang mampu mengatasi belenggu masyarakat tersebut. Ia bertahan dengan berbusana muslimah mungkin ia termasuk minoritas, menantang arus dan bisa difonis tradisional.

KEEMPAT - BELENGGU EGO
Dibandingkan dengan belenggu alam, tradisi dan masyarakat maka belenggu ego adalah yang paling sulit diatasi. Ego, nafsu atau ananiyah kita pada hakekatnya dapat memenjarakan kita sendiri. Ego itu berada dalam diri, jadi yang memenjara dan yang dipenjara, yang membelenggu dan yang dibelenggu selalu bersamaan. Manusia yang sudah terbelenggu oleh egonya bahkan kemudian akan mempertaruhkan ego itu. Ia menjadi manusia yang tamak, loba dan serakah. Ia tidak puas dengan apa yang dimilikinya walaupun secara kasat mata dia sudah kaya raya.
Masyarakat yang manusianya sudah terbelenggu oleh ego akan menjadi masyarakat yang resah gelisah, hidup nafsi-nafsi, spirit kerja sama serta tolong menolong menjadi sirna bahkan bisa menjadi masyarakat yang exploitative. Pihak yang kuat memeras dan menindas yang lemah dan yang kaya menghisab si miskin sehingga kepincangan semakin lebar.